Top-ads

ads

Cerita Kita

Bisnis

The Latest

Seorang guru di Australia pernah berkata:

“Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Karena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.

Inilah jawabannya:

Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.

Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”

”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”

Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.

Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..

Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)

Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.

Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.

Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.

Dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.

Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak di Jakarta.

Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.

Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”

Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.

Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.

Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.

Dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?

Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,

"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab :
" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.

Alangkah indahnya bila sesama orang iman demikian.

"Bagaikan hidup di surga"

Sumber : copy paste dari note facebook.

Ayah memang tidak mengandungmu, tapi dalam darahmu, mengalir darahnya...

Ayah memang tidak melahirkanmu, tapi suaranyalah yang pertama kau dengar ketika lahir untuk menenangkan jiwamu....

Ayah memang tidak menyusuimu, tapi dari keringatnyalah setiap suapan yang menjadi air susumu...

Ayah memang tidak menyanyikanmu, agar kau tertidur, tapi dialah yang menjamin kau tetap nyaman dalam lelapmu...

Ayah memang tidak mendekapmu seerat ibumu, itu karena dia khawatir karena cintanya ia tidak bisa melepaskanmu.. ketika kau sudah bisa membangun sendiri hidupmu...

Ayahmu tidak pernah kau lihat menangis, bukan karena hatinya keras, tapi agar kau tetap percaya, dia kuat untuk kau bisa bergantung dilengannya...

Sayangi dan hormati ayahmu.. memang surga ada ditelapak kaki ibumu, tapi tidak ada surga untukmu tanpa keridhaannya...

Memang kau diminta mendahulukan ibumu, tapi ayahmu adalah jiwa raga ibumu...

Sumber : copy paste from facebook.

Kedua orang tua sangat mungkin menjadi orang paling berjasa dalam hidup kita sang anak. Oleh karena itu, wajar bila di antara rezekimu, ada rezeki orang tuamu. Sedikit percikan dari artikel di bawah ini mungkin bisa membuat kita ingat untuk berterima kasih kepada orang tua, lebih penting lagi jika mereka masih berada di dunia. Setidaknya kita masih memiliki kesempatan untuk membahagiakan mereka.


Ada sebuah kisah tentang Ummu Hamid yang pulang dengan hati cemas. Ternyata hari itu merupakan hari jatuh tempo pembayaran cicilan tempat tinggalnya. Ummu Hamid tahu bahwa pendapatan ia dan suaminya sangat terbatas, mungkin tidak menyanggupi tagihan rumah mereka. Nominalnya sendiri adalah dua ratus ribu rupiah, tetapi untuk dia nominal ini tergolong sangat besar. Ia tak bisa mengambil biaya dari anggaran lain karena hal yang lain ini lebih penting dan mendesak.


Ummu Hamid menunggu suami sembari menelepon sang ibu. Ia memang sudah sering menelepon ibunya sejak kuliah. Saat menelepon, ternyata ia juga baru tahu bahwa dana bulanan untuk kedua orangtuanya juga belum ditunaikan. Memang selama ini dia ikut membayar pengeluaran air, listrik, dan keperluan orang tuanya lainnya. Akan tetapi Ummu Hamid merasa bahwa banyak pengeluaran tak terduga akhir-akhir ini. Tak lama kemudian Ummu Hamid sempat berpikir bahwa biar saudaranya saja yang menanggung, toh dia sudah berjasa selama ini. Setelah tahu bahwa pikiran itu salah, dia langsung mengucap istighfar dengan cepat. Setelah menelepon ibunya, tanpa pikir panjang lagi ia mentransfer sejumlah uang kepada sang ibu. Disinilah istilah jadikan orangtuamu raja maka rezekimu seperti raja terlihat. Saat kesulitan seperti ini pun, Ummu Hamid masih berpikir untuk memberi nominal lebih bagi sang ibu.


Usai mentransfer, Ummu Hamid mengecek saldo rekeningnya dan ia cukup sedih karena nilai saldo untuk membayar tagihan rumah semakin sedikit. Ia berpikir cukup lama untuk tahu bagaimana dia mampu membayar cicilan rumah tersebut. Di satu sisi, ia tak menyesal telah memenuhi kebutuhan sang ibu. Di sisi lain, tak mungkin ia tak membayar cicilan karena ia pasti akan kena denda yang nominalnya cukup signifikan.


Bahkan di saat ini pun Ummu Hamid hanya bisa bermimpi memiliki rumah pribadi bersama keluarganya. Dengan rasa gelisah ini pun dia segera melakukan wudhu. Ia memang merasa bahwa pelarian paling tepat adalah shalat dua rakaat kepada Yang Maha Penyayang Allah SWT. Seusai salam, suaminya pun tiba di rumah. Keinginannya langsung menggebu-gebu untuk melaporkan hal tersebut kepada suami, tetapi sesuai ekspektasi ternyata Ummu Hamid berhasil menahan keinginan tersebut. Ia tahu bahwa suaminya pasti lelah setelah seharian bekerja, ia tak ingin menambah beban suaminya itu.


Tak disangka, suaminya mendapat rezeki dari kantor tempat ia bekerja. Ternyata ada seseorang yang pernah melakukan pinjaman kepada suaminya namun baru saja melunasi nilai tersebut hari ini. Sekali lagi, jadikan orangtuamu raja maka rezeki Anda akan seperti raja. Ummu Hamid yang mendengar kabar gembira ini sontak berteriak Allahu Akbar. Bahkan ia juga lupa dengan pinjaman yang dilakukan oleh orang tersebut. Yang lebih mengejutkan lagi, saat dia membuka amplop, ternyata nominalnya persis 200 kali lipat dari yang telah ia transfer kepada sang ibu.


Singkat cerita, akhirnya ia bisa melunasi cicilan rumahnya dan memiliki rumah impiannya. Jadi, jangan pernah remehkan ridha orang tua. Rahasia kunci sukses rezeki manusia adalah manusia yang bisa memuliakan orangtuanya seperti raja. Semoga bisa menjadi percikan yang menghangatkan hati kita semua.


Sumber

Ibuku punya gelarnya, yakni MSi: Master Segala ilmu.
Tak terbayang bukan, menjadi ibu yang baik itu harus banyak belajar dan terus belajar. Long life education istilah kerennya.


1. Ibu harus belajar Akuntansi, agar bisa mengurus pendapatan keluarga dan mengelolanya untuk kebutuhan rumah tangga, tabungan, serta menata pemasukan & pengeluaran yang seimbang.


2. Ibu harus belajar ilmu Tata Boga, chef, atau perhotelan, belajar mengatur masakan keluarga dengan kreatif, supaya tidak bosan.


3. Ibu harus belajar ilmu Keguruan. Ia harus menguasai ilmu yang diajarkan di sekolah dasar, agar bisa mengajari anaknya bila kesulitan dengan PR-nya.


4. Ibu harus belajar Agama, karena ibu-lah yang pertama kali mengenalkan anak pada Allah, membangun akhlak yang luhur serta iman yang kokoh.


5. Ibu harus belajar Ilmu Gizi, agar bisa menyiapkan makanan bergizi bagi keluarga, setiap hari.


6. Ibu harus belajar Farmasi, agar dapat memberi pertolongan awal pada keluarga yang  edang sakit dan menyediakan obat-obatan ketika keadaan darurat.


7. Ibu harus belajar Keperawatan, karena beliaulah yang merawat anak/suami ketika sakit. Yang menyeka tubuhnya ketika tidak diperbolehkan mandi, mengganti kompres. Ibu adalah perawat yang handal.


8. Ibu harus belajar ilmu Kesehatan, agar bisa menjaga asupan makanan, kebersihan melindungi anggota keluarga dari gigitan nyamuk, dll.


9. Ibu harus belajar Psikologi, agar bisa berkomunikasi dengan baik saat menghadapi anak-anak di setiap jenjang usia, juga sebagai teman curhat suami yang terbaik, ketika suami sedang mengalami masalah.


Seandainya ibu harus kuliah dulu, butuh berapa lama? Bisa jadi lebih dari 9 jurusan di atas tadi.
Begitu luar biasanya seorang ibu, dengan multi talentanya, kesabarannya merawat, mendidik & menemani anak-anak dan suami tercinta. Sudahkah kita memberikan yang terbaik untuk ibu kita?


“Seorang ibu bisa merawat 10 anak, namun 10 anak belum tentu bisa merawat 1 ibunya”. Yuk, mari kita sayangi ibu kita dengan segala apapun yang kita punya.

Sumber : rifanakania.tumbrl.com

Saya melakukan observasi selama beberapa tahun terakhir dan mendapatkan beberapa poin, setidaknya ada 13 kesalahan yang sering dilakukan oleh pebisnis ketika menjalankan strategi social media marketing.
Pertama. Kesalahan dalam menggunakan social media marketing yang cukup sering dilakukan oleh pebisnis adalah tidak konsisten. Social media yang digunakan hanya aktif saat awal saja, kemudian tidak pernah aktif lagi.
Kesalahan kedua adalah menggunakan social media marketing hanya ikut-ikutan saja tanpa membuat rencana dan mempelajari caranya. Hal ini terjadi mungkin karena banyak pebisnis lain yang sudah menggunakan social media untuk pemasaran sehingga banyak orang pun jadi ikut-ikutan tanpa mempelajari karakteristik social media.
Ketiga. Memulai strategi social media tanpa membuat target. Target ini merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai ketika menjalani social media marketing. Target ini biasanya mencakup target follower/fans, reach, engagement, target klout score, atau mungkin target sales yang tercipta melalui channel social media.
Kesalahan berikutnya, keempat, adalah terlalu sering update status tentang promosi atau jualan produk. Update status yang terlalu banyak dijejali info jualan akan membuat follower/fans tidak nyaman yang akan berimbas akun kita akan di unfollow atau di unlike.
Kelima. Pemilik akun merek tidak mempunyai tujuan saat menjalankan strategi social medianya. Hal ini salah satunya terjadi karena mungkin belum mengetahui karakteristik social media marketing.
Keenam. Kesalahan saat penggunaan social media lainnya adalah komunikasi hanya satu arah: tidak ada percakapan. Social media pada dasarnya adalah media interaksi yang harus membangun conversation dengan follower atau fans.
Ketujuh. Jarang memberikan info tweet/status bermanfaat misalnya tips, info bermanfaat ataupun kultwit (kuliah twitter). Pada dasarnya calon follower/fans akan follow atau like akun kita karena konten yang kita berikan memang bermanfaat.
Kedelapan. Akun social media kita lambat merespon pertanyaan atau keluhan dari follower/fans, atau malah mengabaikan keluhan konsumen.
Kesembilan. Kesalahan ini cukup banyak dilalukan oleh pebisnis pemula, yaitu menggunakan akun merek bisnis untuk urusan pribadi. Akun merek bisnis memiliki tujuan yang berbeda dengan akun pribadi, sehingga sangat tidak diperbolehkan akun merek bisnis digunakan untuk urusan personal.
Kesepuluh. Tidak pernah melakukan evaluasi strategi yang sudah dilakukan di social media, sehingga tidak pernah ada perbaikan.
Kesebelas. Menjalani social media hanya sambilan atau tidak ada tim atau orang yang fokus untuk menghandle social media marketingnya. Ketika akun merek tidak dihandle secara khusus kecenderungannya adalah banyak akun merek yang pasif atau tidak konsisten dalam bersocial media.
Keduabelas. Membeli follower atau menggunakan software yang bisa memperbesar follower/fans secara instan. Hal ini masih sering dilakukan oleh pebisnis pemula dengan alasan untuk memperbesar follower/fans, padahal belum tentu follower kita adalah follower asli, kemungkinan besar adalah follower palsu.
Kesalahan social media ketigabelas selanjutnya adalah terlalu banyak merencanakan strategi namun tanpa dilakukan dan juga tidak melakukan monitoring secara berkala atas akun social medianya.
Harapannya dari beberapa kesalahan ini, pebisnis bisa memperoleh gambaran hal-hal apa saja yang jangan dilakukan ketika menggunakan social media marketing, serta yang tidak kalah pentingnya adalah beberapa poin ini bisa menjadi masukan untuk pengembangan strategi social media marketing yang sedang atau akan dilakukan, sehingga pada akhirnya strategi social media marketing yang dilakukan dapat berjalan efektif untuk meningkatkan kinerja bisnisnya.
Tulisan saya ini merupakan pengalaman pribadi saya selama menjalani usaha menjadi seorang online store entrepreneur, tidak ada cerita yang saya ubah karena niat saya adalah berbagi - berbagi adalah peduli - dan ingin mematahkan stigma masyarakat bahwa yang namanya online store itu pasti adalah penipuan, bagaimana dengan Anda para pembaca? :)

Dalam memulai suatu bisnis, tentu saja tidak selalu dalam kondisi stagnan alias datar/mulus, banyak sekali kejadian yang menyenangkan, unik nan menarik, menjengkelkan, bahkan mengharukan. :D


Ketika saya memutuskan untuk melangkahkan kaki dan memasuki dunia online store, sama halnya dengan saya bersiap untuk mengahadapi segala resiko menjadi seorang entrepreneur. Banyak diluar sana pengusaha yang mengalami kesuksesan, namun juga tidak sedikit pengusaha yang mengalami kegagalan, ketika rintangan datang menghadang saat kita memulai suatu usaha, di situ ketangguhan dan komitmen kita diuji, sampai seberapa jauh kekuatan dan kemauan yang kita miliki, apakah memang dia seorang pemenang, atau mungkin bahkan seorang pecundang.

Bisnis online store yang saya dirikan adalah SPORTATION - Toko Sepatu dan Aksesoris Olahraga Online, mungkin sebagian besar belum banyak yang tahu, karena memang termasuk baru, terlebih lagi SPORTATION adalah toko online, belum memiliki lapak resmi di dunia nyata. Namun itu tidak menjadi alasan bagi saya untuk membatalkan usaha saya tersebut. :)

Bicara tentang seorang pembeli, client, konsumen, reseller, dsb, sungguh-sungguh mereka semua membuat kehidupan saya semakin amazing :D karena dengan adanya mereka, saya bisa lebih banyak belajar dari kesalahan, kegagalan maupun kebaikan, khususnya ketika saya melakukan transaksi dengan mereka.
Bagaimana kalau saya ditipu, mas?
Bagaimana kalau barangnya tidak dikirim, mas?
Bagaimana kalau barangnya tidak sesuai dengan gambar, mas?
Bagaimana...bagaimana...bagaimana....?
Itu merupakan sekelumit pertanyaan yang mungkin terlintas di benak para pembeli. Dan saya pun ketika membeli via online juga sempat terpikirkan pertanyaan-pertanyaan tersebut apalagi jika transaksi dalam jumlah besar, namun yang menjadi catatan adalah SPORTATION tidak berniat untuk melakukan tipu-tipu maupun mencari keuntungan sendiri tanpa mempedulikan kepuasan pembeli.

Ada beberapa testimoni yang dikirim dari pembeli-pembeli langganan saya. Dan pada saat proses transaksi tersebut, tidak selalu mulus dan lancar, mungkin ada beberapa kendala yang menyebabkan pembeli sedikit cerewet :D, mulai dari keterlambatan barang, barang yang salah ukuran, barang rusak setelah sampai di alamat tujuan atau barang out of stock sehingga uangnya harus saya transfer balik.

Tapi yang paling menyenangkan adalah ketika pembeli memberikan testimoni yang bagus kepada saya, tentu hal tersebut sangat membuat saya bangga karena telah membuat pembeli puas.
Salah satu pelanggan saya adalah pemain futsal, mereka mempunyai tim futsal yang ketika itu membutuhkan Jersey Tim Futsal, sampai pada akhirnya tim tersebut order ke SPORTATION, dan alhamdulillah tim tersebut merebut juara ke-2, meskipun secara logika tidak ada hubungannya antara juara dua sama jersey yang dipesan :D tapi maksud mereka adalah berterima kasih karena dengan memakai jersey yang dipesan di SPORTATION, akhirnya mereka memainkan bola dari kaki ke kaki dengan percaya diri. (red: jersey-nya keren) :D
Tim Futsal Garuda Prima FC

Ada juga pembeli SPORTATION yang memberikan testimoni puas karena pengiriman barang pas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, ^^' meskipun kadang ada juga keterlambatan bahkan ada juga yang datang 2 hari lebih cepat. Itu adalah saat-saat olahraga (red: senam jantung) bagi saya, karena nyawa dipertaruhkan :D
Nah, seorang pembeli harus meminta hak-nya kepada penjual, selain mendapatkan barang, pembeli juga harus meminta resi pengiriman barang, walaupun kadang ada juga pembeli yang kurang mempedulikan nomor resi tersebut dengan harapan yang penting barang yang dipesan bisa sampai. Tapi bagi pembeli yang order di SPORTATION dipersilakan untuk meminta nomor resi.
Biar saya itu tidak terlalu repot mengecek di mesin ATM atau ngetik di HP saya buat cek saldo apakah uang dari pembeli yang ditransfer sudah masuk ke rekening saya, tidak ada salahnya jika pembeli mengirimkan struk transfer (jika lewat bank atau ATM) atau mem-forward SMS kepada saya. Ini bukan berarti saya tidak percaya lho, namun biar sama-sama enak, selain itu kan pembeli juga diperbolehkan meminta nomor resi pengiriman, jadi sama-sama saling mengirim informasi :D

Apa yang Anda pikirkan ketika sedang bertransaksi, sudah hampir berhasil namun dibatalkan lantaran barang dagangan Anda ternyata out of stock? T_T Sungguh malu, dan merasa bersalah karena telah mengecewakan pelanggan. Saya pun juga pernah mengalami hal tersebut, ada orderan yang lumayan banyak, tapi ternyata barang dari supplier saya mengalami keterlambatan, akhirnya saya memberikan opsi kepada pelanggan saya, apakah mau menunggu barangnya atau uang ditransfer balik? Hal tersebut saya maksudkan agar pembeli tidak merasa dirugikan, karena niat saya jualan, bukan penipuan, kalau niat mau nipu, ya ke laut sono aja! :D Bisnis itu didasari dengan jujur dan kepercayaan, karena jika dengan cara kotor maka tidak akan membuat seseorang menjadi cepat kaya, namun justru akan semakin bangkrut dan terpuruk. :)
Tiada gading yang tak retak, saya bukan seorang dewa, yang selalu sehat dan hidup tanpa mengalami sakit. :D Pernah saya mendapat orderan dari pelanggan, ketika itu saya sedang sakit radang tenggorokan sehingga memaksa saya harus istirahat cukup lama, pada saat dalam kondisi seperti itu, banyak beberapa orderan yang tidak saya respon, ketika itu ada salah satu pelanggan yang saya terima order-nya, pertimbangannya adalah karena alamat tujuan dekat, selain itu saya merasa kesehatan saya sudah mulai membaik, akhirnya order saya terima dan uang ditransfer ke rekening saya. Namun Allah berkehendak lain, sakit saya belum juga sembuh, sehingga orderan tersebut saya pending sampai molor 3 hari. Si pelanggan juga khawatir, karena BBM, SMS, telpon darinya tidak saya respon, padahal ketika itu saya terbaring di kamar. Akhirnya setelah saya buka HP saya, masyaAllah, telpon masuk, SMS masuk, BBM PING yang lumayan banyak, :D ketika itu saya sungguh-sungguh telah membuat pelanggan saya khawatir. Sampai pada akhirnya saya memohon maaf dan menjelaskan alasan mengapa saya tidak segera membalasnya, dan alhamdulillah dia mengerti dengan keadaan saya tersebut. :)

Jadi buat para pembaca sekalian, calon pembeli di SPORTATION, atau sekedar mampir dan membaca tulisan saya, di sini saya menjelaskan kembali niat awal saya, bahwa bisnis itu harus dilandasi dengan kejujuran, kepercayaan, komitmen, dan attitude yang baik, jika masih saja ada calon pembeli yang mengatakan bahwa Online Store itu penipuan, ya sudah lah, berarti memang dia mamng belum merupakan rezeki kita, masih banyak pelanggan lain yang insyaAllah bakal datang karen komitmen dan kejujuran kita.
Kemudian sebagai manusia, khususnya manusia yang juga seorang pebisnis, jangan sampai kita mengeluarkan kalimat-kalimat yang mengarah kepada kebohongan, misalkan barang imitasi tapi dikatakan original, dsb, itu tidak akan membuat kita semakin kaya tapi justru kita akan bangkrut secara finansial dan terpuruk secara mental. :)

Ayo kita berbisnis dengan cara yang baik, benar, dan halal. :)
Ayo jadi pengusaha, SEKARANG...! :)